Di sebuah kampung, hiduplah empat
ekor anjing. Suatu hari anjing pertama melihat seekor kucing melintas dan
langsung mengejar kucing tersebut keliling kampung.
Anjing kedua melihat anjing
pertama mengejar sesuatu pun turut ikut mengejar, walau tidak melihat kucing
yang dikejar anjing pertama. Demikian pula anjing ketiga dan keempat.
Setelah sekian lama tidak berhasil
mendapat apa yang dikejar, anjing yang keempat berhenti mengejar, diikuti
anjing ketiga dan anjing kedua. Hanya anjing pertama yang terus mengejar sampai
si kucing tertangkap.
Seorang pemuda
sedang berada di atas kuda yang berlari dengan sangat kencang. Seseorang
melihatnya lalu berteriak kepadanya, "Kencang sekali Anda berkuda, mau
kemanakah Anda?"
Pemuda tersebut berbalik dan menyahut, "Saya tidak tahu, tanya saja kudanya."
Alkisah ada seorang pelatih kuda yang
melatih tiga ekor kudanya dengan bantuan cambuk. Ketiga ekor kuda itu memiliki karakter
yang berbeda-beda, ada kuda yang cerdas, ada kuda yang bodoh, dan ada juga kuda
yang dungu.
Kuda yang cerdas bahkan tanpa perlu
melihat cambuk, begitu pelatihnya menyuruhnya melakukan sesuatu, kuda itu akan
langsung melakukannya.
Kuda yang bodoh harus dipecut
sekali, begitu terasa sakit, baru dia akan melakukan apa yang disuruh
pelatihnya.
Kuda yang dungu harus dipecut
berulang kali, dan walau sudah dipecut berkali-kali kuda ini masih saja
melakukan kebodohan yang sama dan bertanya-tanya mengapa dia dipecut.
Thich Nhat (Vietnam: Nhất Hạnh) lahir pada bulan 11 Oktober 1926 di
Sentral Vietnam, beliau adalah Bhiksu Zen yang hidup merantau, seorang
guru, penulis, penyair, dan aktivis perdamaian. beliau bergabung dengan
Biara Zen pada umur 16 tahun, mulai belajar ajaran Buddha sejak
sramanera, kemudian menerima penahbisan penuh sebagai bhiksu pada tahun
1949. Bhiksu yang akrab disapa sebagai Thich Nhat Hanh (Vietnam: Thích
Nhất Hạnh), Thích diberikan kepada semua bhiksu maupun bhiksuni di
Vietnam, yang berarti bagian dari suku Shakya (Buddha Shakyamuni).
Di awal tahun 1960an, beliau membangun School of Youth for Social
Service (SYSS) di Saigon, sebuah organisasi pemberi bantuan yang berakar
pada masyarakat lokal untuk membangun kembali desa-desa yang hancur
akibat bom, membangun sekolah dan pusat pengobatan, dan penempatan ulang
keluarga yang kehilangan rumahnya ketika perang Vietnam. Beliau
menempuh perjalanan ke Amerika Serikat dan belajar di Universitas
Princeton, dan kemudian menjadi dosen di Universitas Cornell dan
Universitas Columbia. Tujuan utama dari perjalan itu adalah demi
mendorong pemerintah Amerika untuk menarik diri dari Vietnam. Beliau
juga mendesak Martin Luther King, Jr untuk menyatakan tidak setuju
secara publik atas perang Vietnam, beliau juga berbicara dalam berbagai
kelompok tentang perdamaian. Pada tanggal 25 January 1967 Institut Nobel
di Norway melayangkan sebuah surat untuknya, Martin Luther King
menominasi beliau sebagai penerima Hadiah Perdamain Nobel. Nhat Hanh
memimpin delegasi Buddhis berpartisipasi dalam Perbincangan Perdamaian
di Paris.
Bhagavant.com, Kolombo, Sri Lanka – Sebuah universitas Buddhis
bertaraf internasional sedang dalam proses pembangunan di Bollegala,
Kelaniya, Sri Lanka, dan diperkirakan akan selesai tahun depan.
Untuk memeriksa kemajuan pekerjaan
konstruksi, Presiden Sri Lanka, Maithripala Sirisena, mengunjungi lokasi
pembangunan universitas Buddhis yang diberi nama Universitas Buddhis
Internasional Nagananda di kompleks Vihara Manelwatta di Bollegala,
Kelaniya pada Selasa (10/11/2015).
Pembangunan universitas yang mendapatkan arahan dari pendiri Theravada Samadhi Education Association,
Y.M. Bhikkhu Bodagoda Chandima Thera, mengacu pada Universitas Nalanda
kuno di India, sebagai modelnya yang dianggap sebagai pusat pendidikan
tinggi Buddhis tertua.
Tanah seluas hampir 24 hektar di Vihara
Manelwatta telah dipersiapkan untuk pembangunan universitas tersebut.
Peletakkan batu pondasi untuk pembangunan universitas tersebut telah
dilakukan pada tahun 2013 dan dihadiri oleh pendiri Corporate Body of the Buddha Educational Foundation,
Y.M. Bhiksu Chin Kung (Master Chin Kung) dari Taiwan, yang juga sebagai
pengarah serta sponsor dan penasihat utama pembangunan universitas
tersebut. Pembangunan dijadwalkan akan selesai pada tahun 2016.
Dalam rancangannya, universitas tersebut
akan terdiri dari aula kuliah, gedung administrasi, perpustakaan,
auditorium yang luas yang dapat menampung 1.500 orang, fasilitas
perumahan siswa yang terpisah untuk 750 pria, wanita dan bhiksu serta
semua fasilitas lainnya yang diperlukan untuk universitas itu.
Saat ini Universitas Buddhis
Internasional Nagananda sudah beroperasi di gedung-gedung sementara
dengan 300 siswa dari dalam negeri Sri Lanka dan siswa asing yang telah
belajar di universitas tersebut. Para siswa tersebut di antaranya dari
India, Indonesia, Thailand, Myanmar (Birma), Tiongkok (termasuk Hong
Kong).
Universitas Nagananda terdiri dari
fakultas Buddhisme dan Filsafat, Medis Holistis, Ilmu Sosial,
Kesusastraan Buddhis Awal, Buddhisme Praktis dan Terapan, dan Sistem
Kedokteran.
Seperti yang dilansir Daily News Sri Lanka,
Rabu (11/11/2015), kompleks tanah Manelwatta merupakan sumbangan dari
mendiang Presiden Ke-2 Sri Lanka, J. R. Jayewardene dan istrinya pada
tahun 1962, yang menyatakan bahwa di masa depan institusi pendidikan
Buddhis harus dibangun di tanah ini.[Bhagavant, 12/11/15, Sum]
Seorang pedagang keliling dijahili pedagang saingannya dengan cara
memasukkan bangkai tikus ke dalam dagangannya. Si pedagang pun marah dan
dendam kepada saingannya.
Dipenuhi kebencian, dia tidak membuang
bangkai tikus itu dan terus membawanya bersama dagangannya sampai ia
berhasil menemukan saingannya dan balas memasukkan bangkai tikus
tersebut ke dalam dagangan saingannya.
Alhasil kemana pun si pedagang
pergi, bau busuk dari bangkai tikus selalu mengikutinya, sehingga
dagangannya tidak laku dan dia dijauhi orang-orang di sekitarnya.
"Kebencian tidak akan berakhir apabila dibalas dengan kebencian.
Kebencian hanya akan berakhir dengan cinta kasih, inilah satu hukum yang
abadi." (Buddha)
aku merasa tak ada lagi hari
setelah kereta jenazah itu berangkat
gerimis mengunci kotamu
di kamar, tempat puisi disucikan
dari darah dan ingar, para pencinta
mengemplang pundi-pundi airmata
mengalir tiga luhak kenangan
mayatku kembali kelonjotan
tersengat cinta tujuh malam
beri aku ciuman candu!
di hutan-hutan sekarat kabut dan cahaya bersitegang
siapa yang lebih lama bertahan
: api hitam atau gerimis biru
lalu, seperti para penemu benua baru
kaukibarkan bendera
kaudagingkan belulangku
kautiupkan nyawaku